Shutdown AS Dorong Emas Mencetak Rekor Harga Tertinggi

Kamis, 02 Oktober 2025 | 11:02:06 WIB
Shutdown AS Dorong Emas Mencetak Rekor Harga Tertinggi

JAKARTA - Harga emas kembali menanjak, mencatat rekor tertinggi seiring penutupan sementara pemerintah Amerika Serikat (shutdown). Kekhawatiran pasar terhadap tertundanya rilis data ekonomi turut memicu lonjakan logam mulia ini.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$3.864,60 per ons pada Rabu, 1 Januari 2025, setelah sehari sebelumnya menguat 0,7%. Sementara itu, harga perak melonjak 2% ke US$47,5598 per ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

Lonjakan Harga Emas Sepanjang Tahun

Sepanjang 2025, harga emas telah meningkat lebih dari 47%, menempatkannya pada jalur kenaikan tahunan terbesar sejak 1979. Faktor pendorong termasuk pembelian oleh bank sentral dan meningkatnya kepemilikan di dana yang diperdagangkan berbasis emas (ETF).

Reli harga ini juga didukung oleh pemangkasan suku bunga Federal Reserve, yang membuat emas semakin menarik sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian pasar.

Dampak Shutdown Pemerintah AS

Penutupan pemerintah federal di AS menjadi pemicu utama penguatan emas kali ini. Shutdown pertama dalam tujuh tahun terakhir ini mengancam rilis data ekonomi penting, termasuk angka ketenagakerjaan non-pertanian yang dijadwalkan Jumat ini.

Gedung Putih menginstruksikan lembaga pemerintah untuk melaksanakan rencana penutupan secara tertib. Risiko dari shutdown ini menimbulkan tekanan tambahan terhadap nilai dolar AS, sehingga investor mencari keamanan pada logam kuning.

Perbedaan Pandangan Federal Reserve

Situasi ini juga memunculkan perbedaan pandangan di antara pejabat Federal Reserve terkait kebijakan moneter. Presiden Fed Boston, Susan Collins, menyatakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan, mengingat kondisi pasar tenaga kerja yang melemah.

Sementara itu, Presiden Fed Dallas, Lorie Logan, menekankan kehati-hatian, karena inflasi masih di atas target dan pasar tenaga kerja relatif seimbang. Ketidakpastian kebijakan moneter semakin mendorong permintaan emas sebagai safe haven.

Peran Emas dan Perak di Pasar Global

Harga perak yang naik 2% tahun ini juga mencerminkan tren kuat logam mulia. Perak, meski lebih murah dari emas, naik lebih dari 60% sepanjang tahun karena faktor makroekonomi dan ketatnya pasokan global.

Lonjakan harga logam mulia ini menunjukkan posisi strategis emas dan perak sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi dan ketidakpastian politik di tingkat global.

Outlook Pasar dan Investor

Investor global memperhatikan ketidakpastian ekonomi AS dan potensi volatilitas pasar akibat shutdown. Lonjakan harga emas hingga US$3.875,53 per ons sempat tercatat, menguat selama lima hari berturut-turut.

Para pelaku pasar memanfaatkan momentum ini untuk menyesuaikan portofolio, sementara analis memperingatkan agar investor tetap memperhatikan fluktuasi harga dan faktor geopolitik yang bisa memengaruhi pasar logam mulia.

Terkini