JAKARTA – Pasar otomotif Indonesia semakin dilirik oleh produsen mobil asal China, Chery Group. Dengan tren penjualan yang terus meningkat, perusahaan ini kini tengah mematangkan rencana besar untuk membangun pabrik sendiri di Tanah Air.
Langkah tersebut dinilai penting karena selama ini Chery masih bergantung pada fasilitas perakitan milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Sementara kebutuhan pasar semakin tinggi, kapasitas yang ada dianggap tidak lagi memadai.
Country Director Jaecoo Indonesia, Max Zhou, mengungkapkan bahwa peningkatan permintaan menjadi alasan utama perusahaan menyiapkan langkah besar ini. “Saya rasa kita hanya perlu melihat data. Jadi yang pertama, gabungan antara Chery dan Jaecoo, penjualan kami sudah lebih dari 2.000 unit per bulan di Indonesia,” ujarnya.
Permintaan Tinggi Jadi Pemicu Ekspansi
Zhou menjelaskan, target penjualan Chery Group pada tahun ini bahkan dipatok lebih ambisius, yakni mencapai lebih dari 3.000 unit per bulan. Dengan tren tersebut, perusahaan melihat kebutuhan mendirikan pabrik sendiri sebagai sebuah keniscayaan.
“Jadi, kami harus berkomitmen untuk pasar Indonesia. Jika kami masih menggunakan fasilitas di Handal, kami akan mengalami kesulitan dan tidak cukup memenuhi kebutuhan pasar,” lanjutnya.
Menurut Zhou, kemandirian produksi menjadi salah satu kunci agar Chery Group bisa menjaga momentum positif di Indonesia. Keberadaan pabrik sendiri diharapkan mampu mengatasi keterbatasan kapasitas yang ada saat ini.
Pabrik untuk Chery, Jaecoo, dan Lepas
Rencana besar ini tidak hanya mencakup produksi kendaraan Chery, tetapi juga dua sub-brand yang berada di bawah naungan perusahaan, yakni Jaecoo dan Lepas. Dengan pabrik baru, ketiga merek tersebut diharapkan bisa diproduksi secara bersamaan di dalam negeri.
Head of Marketing Jaecoo Indonesia, Ilham Pratama, menambahkan bahwa langkah ini juga sejalan dengan semakin banyaknya lini produk yang dipasarkan ke konsumen. “Karena kalau kami tidak memiliki pabrik sendiri, artinya kan itu nanti akan berdampak ke rantai produksi kami, jadi memang kami sudah menyiapkannya. Tapi untuk lokasi dan kapannya, kami belum bisa mengumumkan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pabrik tersebut nantinya akan menjadi fasilitas bersama bagi Chery, Jaecoo, dan kemungkinan Lepas. Dengan begitu, ketersediaan berbagai model di Indonesia bisa lebih terjamin dan berkesinambungan.
Portofolio Produk Kian Beragam
Chery sendiri memiliki portofolio produk yang semakin beragam di Indonesia. Dari segmen SUV, terdapat model J6, Tiggo Cross, E5, hingga Tiggo 8 CSH yang menjadi andalan.
Untuk Jaecoo, lini produk yang ditawarkan antara lain J7 dan J8 baik dalam tipe standar maupun SHS. Sementara untuk Lepas, sejumlah pilihan juga dipersiapkan, seperti L8, L6, dan L4.
Keberagaman model tersebut tentu membutuhkan dukungan produksi yang lebih besar dan fleksibel. Dengan adanya pabrik sendiri, Chery Group akan lebih leluasa mengatur strategi produksi sesuai kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
Produksi Tumbuh Pesat Meski Masih Menumpang
Meskipun saat ini masih mengandalkan fasilitas PT Handal, Chery telah menunjukkan pertumbuhan signifikan. Selama periode Januari–Agustus 2025, produksi kendaraan mereka tercatat melonjak 189,3% year on year menjadi 15.643 unit.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencapai 5.407 unit. Capaian ini memperlihatkan potensi besar yang bisa diperoleh jika perusahaan memiliki fasilitas produksi sendiri.
Namun, kondisi tersebut juga menjadi tantangan. Kapasitas pabrik mitra yang terbatas membuat perusahaan harus segera mengambil langkah strategis agar tidak kehilangan momentum pasar.
Indonesia Jadi Pasar Penting
Indonesia dianggap sebagai salah satu pasar otomotif paling potensial di kawasan Asia Tenggara. Populasi besar, tingkat konsumsi kendaraan tinggi, serta tren permintaan terhadap mobil SUV menjadi faktor yang membuat Chery menaruh perhatian khusus.
Dengan membangun pabrik sendiri, Chery tidak hanya akan memperkuat posisinya di Indonesia, tetapi juga membuka peluang menjadikan Tanah Air sebagai basis produksi regional. Hal ini sejalan dengan tren produsen otomotif global yang memanfaatkan Indonesia sebagai pusat manufaktur.
Selain itu, kehadiran pabrik baru diyakini akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian, baik dalam bentuk penciptaan lapangan kerja maupun transfer teknologi.
Komitmen Jangka Panjang
Meski belum menyebutkan lokasi dan waktu pasti pembangunan pabrik, Chery Group menegaskan komitmennya terhadap pasar Indonesia. Menurut Ilham, persiapan sudah dilakukan secara matang, hanya saja detail teknis belum dapat diumumkan.
“Nanti itu pabrik Chery Group ya, termasuk merek Chery sendiri, Jaecoo, dan mungkin nanti Lepas pun di sana,” pungkas Ilham.
Komitmen ini menunjukkan bahwa Chery tidak hanya melihat Indonesia sebagai pasar penjualan, tetapi juga sebagai bagian penting dari rantai produksinya di kawasan.
Momentum Pertumbuhan yang Harus Dijaga
Langkah Chery untuk membangun pabrik sendiri di Indonesia menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan ini serius menggarap pasar lokal. Dengan penjualan yang terus meningkat, keberagaman produk yang ditawarkan, serta kebutuhan kapasitas produksi yang semakin besar, pabrik baru dipandang sebagai solusi strategis.
Ke depan, keberhasilan rencana ini akan sangat menentukan posisi Chery di pasar otomotif nasional maupun regional. Apalagi, persaingan dengan merek lain dari China maupun Jepang semakin ketat.
Dengan strategi ekspansi ini, Chery Group tidak hanya berusaha mengamankan pangsa pasar, tetapi juga ingin menjadikan Indonesia sebagai rumah kedua untuk produksi globalnya.