UMKM Didorong Memanfaatkan Layanan Pencairan Dana Cepat Digital
- Jumat, 03 Oktober 2025

JAKARTA - Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kelancaran arus kas merupakan urat nadi keberlangsungan usaha. Hambatan sekecil apa pun pada pencairan dana dapat mengganggu operasional harian, terutama bagi usaha mikro yang sangat bergantung pada modal bergulir.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa percepatan pencairan dana dalam transaksi digital harus menjadi prioritas. Ia menilai, idealnya pencairan bisa dilakukan hanya dalam hitungan jam, bukan berhari-hari.
“Saya berharap ke depan proses pencairan bisa lebih singkat lagi, bahkan hanya dalam 2–3 jam,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Baca Juga
Menurutnya, percepatan pencairan dana ini akan sangat membantu UMKM yang bergantung pada perputaran kas harian. Tanpa pencairan cepat, banyak usaha kecil terhambat membeli bahan baku, membayar pekerja, atau melanjutkan produksi.
Hambatan Pencairan Dana
Maman mengungkapkan, selama ini masih banyak pelaku UMKM enggan menggunakan sistem pembayaran non-tunai. Penyebabnya adalah proses pencairan dana yang memakan waktu 1–2 hari.
Bagi pelaku usaha besar, jeda tersebut mungkin tidak menjadi masalah. Namun, bagi usaha mikro yang hanya memiliki cadangan modal terbatas, penundaan satu atau dua hari dapat berdampak langsung pada keberlangsungan bisnis.
“Padahal, kebutuhan modal mereka sering kali mendesak dan tidak bisa ditunda. Inilah yang membuat sebagian UMKM masih lebih memilih pembayaran tunai,” ungkap Maman.
Kondisi ini memperlihatkan adanya kesenjangan antara potensi teknologi digital dengan kenyataan di lapangan. Maka dari itu, percepatan pencairan harus menjadi perhatian serius agar sistem keuangan digital benar-benar bisa diandalkan oleh pelaku usaha.
Inovasi Layanan Pembayaran
Maman menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi yang telah hadir di industri layanan keuangan. Salah satunya adalah Batpay yang menawarkan pencairan dana pada hari yang sama atau same day payment.
“Inovasi seperti ini bisa menjadi solusi konkret untuk mendorong inklusi keuangan yang lebih efisien,” kata Maman.
Dengan sistem pencairan cepat, pelaku UMKM dapat merasakan manfaat langsung dari transaksi digital. Mereka tidak hanya menikmati kemudahan pembayaran non-tunai, tetapi juga memperoleh kepastian modal kembali dalam waktu singkat.
Menurut Maman, kehadiran layanan seperti ini membuktikan bahwa teknologi bisa menjawab kebutuhan nyata UMKM. Namun, ia berharap lebih banyak pemain industri keuangan yang dapat menghadirkan layanan serupa.
Membangun Ekosistem Digital UMKM
Lebih lanjut, Maman menekankan pentingnya membangun ekosistem digital yang ramah bagi UMKM. Menurutnya, ekosistem tersebut tidak hanya mencakup layanan pembayaran, tetapi juga harus terintegrasi dengan berbagai platform, mulai dari lokapasar hingga media sosial.
“Semua layanan harus mudah diakses oleh pelaku usaha. Integrasi inilah yang nantinya membuat UMKM lebih percaya untuk masuk ke dunia digital,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dukungan infrastruktur digital dan keterhubungan antarplatform menjadi syarat utama agar UMKM dapat berkembang lebih cepat. Tanpa ekosistem yang menyeluruh, adopsi digital hanya akan berjalan setengah-setengah.
Pemanfaatan Teknologi Lanjutan
Selain percepatan pencairan, Maman juga mendorong pemanfaatan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan (AI) dan big data. Menurutnya, teknologi ini bisa membantu UMKM dalam hal analisis pasar, strategi branding, hingga pemetaan tren konsumen.
Dengan AI, misalnya, UMKM dapat memahami preferensi pelanggan secara lebih mendalam. Sementara big data dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan pola belanja konsumen, sehingga pelaku usaha bisa menyiapkan strategi penjualan yang lebih tepat sasaran.
“Teknologi bisa menjadi senjata baru bagi UMKM untuk bersaing, bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga regional bahkan global,” tegasnya.
Komitmen Kementerian UMKM
Maman memastikan bahwa kementeriannya akan terus mendorong agar semakin banyak pelaku usaha masuk ke dalam ekosistem digital. Upaya ini akan diperkuat melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah, pelaku industri keuangan, hingga penyedia platform digital.
Ia juga menegaskan bahwa akses keuangan digital yang cepat dan efisien bukan lagi sekadar opsi, melainkan kebutuhan. Apalagi, UMKM saat ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
“Kementerian UMKM akan terus mendorong agar semakin banyak pelaku usaha masuk ke ekosistem digital,” ujar Maman.
Menurutnya, dengan jumlah UMKM yang besar dan beragam, potensi kontribusi terhadap ekonomi digital Indonesia sangat signifikan. Namun, hal ini hanya dapat terwujud jika hambatan utama seperti pencairan dana lambat bisa segera diatasi.
Peluang di Tengah Tantangan
Pernyataan Maman menjadi refleksi bahwa digitalisasi UMKM bukan tanpa tantangan. Masih ada pekerjaan rumah besar, mulai dari literasi digital, akses infrastruktur, hingga keberanian pelaku usaha beradaptasi.
Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi juga membuka peluang besar. Kehadiran layanan pembayaran cepat, integrasi dengan lokapasar, hingga pemanfaatan AI, semua itu bisa mendorong UMKM melompat lebih jauh.
Jika ekosistem digital bisa dirancang dengan responsif terhadap kebutuhan pelaku usaha, maka UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi digital Indonesia.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Ramalan Shio Hari Ini 3 Oktober 2025, Raih Kelimpahan dan Ketenangan Maksimal
- Jumat, 03 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
10 Cara Alami Menurunkan Kadar Gula Darah Harian
- 03 Oktober 2025
2.
Temuan Cesium-137 di Udang Cikande Picu Waspada
- 03 Oktober 2025
3.
4.
BMKG Waspadai Gelombang Tinggi dan Suhu Panas Ekstrem Hari Ini
- 03 Oktober 2025